Beginilah Tahapan Upacara Panggih dalam Pernikahan Jawa

Pernikahan dengan adat Jawa memang sangat unik serta penuh makna. Salah satu yang bisa sering dilakukan adalah upacara panggih. Sebenarnya ritual tersebut merupakan satu dari beberapa rangkaian seperti seserahan, midodareni, maupun siraman.

Mengenai istilah tersebut, panggih merupakan salah satu kata dalam bahasa Jawa yang berarti “bertemu”. Jadi, dalam konteks pernikahan, adat ini adalah lambang pertemuan antara mempelai pria dan wanita. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa menyimak pembahasan berikut.

Makna dan Tujuan Upacara Panggih
suarajabarsatu.com

Makna dan Tujuan Upacara Panggih

Dalam bahasa Jawa, disebutkan bahwa “Tujuane upacara panggih yaiku kanggo ngusir roh jahat” yang artinya tujuannya adalah untuk mengusir roh jahat. Jadi, tidak hanya sekadar mempertemukan kedua belah pihak saja, namun terdapat makna serta tujuan sangat baik.

Urutan Pelaksanaan Upacara Panggih

1. Penyerahan sanggan

Pertama adalah penyerahan sanggan. Biasanya di waktu pernikahan, mempelai wanita akan keluar kemudian duduk di kursi pengantin. Setelah itu, datang mempelai pria yang diapit sesepuh sambil menyerahkan sanggan kepada orang tua pihak wanita sebagai simbol tebusan putri mereka.

2. Balangan gantal

Urutan berikutnya dari upacara panggih adalah balangan gantal. Secara istilah, balangan berarti melempar, sementara itu gantal berarti daun siri berisi bunga pinang, sirih, tembakau, gambir, dan kapur. Semuanya bahan tersebut kemudian diikat dengan benang lawe.

Balangan gantal dilakukan oleh kedua mempelai yang berdiri dengan jarak dua meter. Kemudian, pihak pengantin pria melemparkannya ke dahi, dada, lalu lutut pengantin wanita. Setelah itu, giliran pengantin wanita melemparkan ke dada serta lutut pengantin pria.

3. Injak telur

Injak telur atau ranupada berasal dari kata ranu (berarti air) dan pada (berarti kaki). Beberapa peralatan seperti baku, bunga, telur, bokor, dan gayung disiapkan guna melakukan sesi ini. Telur ayam disentuhkan ke dahi mempelai pria oleh Pemaes, lalu dilanjutkan ke dahi pengantin wanita.

Setelah langkah tersebut dilakukan, telur kemudian dipecahkan oleh kaki mempelai pria. Mempelai wanita lalu membasuhnya menggunakan air bersih. Hal tersebut menggambarkan bakti seorang istri kepada suami.

4. Kanthen Asta

Berikutnya adalah kanthen asta. Dua mempelai berdiri sambil bergandengan tangan serta mengaitkan kelingking satu sama lain. Posisi wanita berada di sebelah kiri. Kemudian keduanya berjalan menuju pelaminan.

5. Selimut Sindur

Prosesi selanjutnya dari upacara panggih adalah selimut slindur. Di tahap ini, ibu mempelai perempuan menyelimuti lengan kedua pengantin menggunakan kain sindur, lalu dilanjutkan berjalan perlahan menuju tempat duduk pengantin.

6. Tanem Jero

Ketika sudah sampai ke tempat pelaminan, keduanya berdiri terlebih dahulu menghadap para tamu. Kemudian ayah dari pengantin perempuan mendudukkan keduanya ke kursi sambil menepuk bahu. Sesuai istilahnya, tanem jero berarti menanam dengan dalam dan berharap fondasi keluarga menjadi kokoh.

7. Kacar-kucur

Dalam status pernikahan, suami mempunyai kewajiban memberikan nafkah pada istri. Hal itu disimbolkan pada prosesi kacar-kucur ini.

Secara garis besar, tikar anyaman berisi berbagai macam bahan diserahkan kepada pihak perempuan. Penyerahan ini adalah simbol penyerahan hasil kerja keras suami.

8. Dulangan

Dulangan memiliki arti saling menyuapi antara suami dan istri. Oleh karena itu, pada prosesi ini pihak laki-laki menyuapi kepalan nasi kepada pihak perempuan, begitu juga sebaliknya. Kerukunan dan saling mengasihi disimbolkan pada tahapan ini.

9. Sungkeman

Terakhir adalah sungkeman. Prosesi ini dilakukan sebagai wujud permintaan maaf anak kepada orang tua sekaligus meminta restu agar mampu menjalankan bahtera rumah tangga sebaik mungkin.

Itulah tadi beberapa tahapan upacara panggih dalam prosesi pernikahan adat Jawa. Mungkin setiap daerah memiliki sedikit perbedaan. Namun, secara garis besar, nilai-nilai yang dibawakan tetap akan sama.

Tinggalkan komentar